Makalah
Layanan konseling traumatik
Pengertian dan tujuan layanan
konseling traumatik
Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah layanan
konseling traumatik
Dosen pengampu: Enik Nur
Kholidah,S.Pd,M.A.
Disusun oleh:
Akhyunur Aji Barkah 10144200261
A4
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN
KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2013
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena atas segala limpahan rahmat dan pertolongan-Nya, akhirnya penyusun dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul pengertian dan tujuan layan konseling
traumatik. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah layanan
konseling traumatuk.
Dalam menyelesaikan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan
dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini izinkan penyusun
untuk menyampaikan ucapan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun sangat menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyajian
makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat
diharapkan guna perbaikan penulisan makalah selanjutnya. Akhirnya, semoga
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun, umumnya bagi pembaca.
Yogyakarta, 13 Maret 2013
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Daerah dan negara
kita sering sekali dilanda bencana baik itu bencana alam yang disebabkan oleh
kerusakan yang dilakukan oleh manusia, maupun oleh alam itu sendiri,
orang-orang yang berada dan mengalami musibah tersebut tentu sedikit banyak
mengalami trauma dengan bencana yang baru saja dialaminya. Oleh karena itu
konseling traumatik membantu para klien yang mengalami trauma tersebut.
Seperti kita ketahui
bahwa konseling merupakan salah satu bentuk hubungan yang bersifat membantu,
makna bantuan itu sendiri, yaitu sebagai upaya untuk membantu orang lain agar
mampu tumbuh kearah yang dipilihnya sendiri, mampu menyelesaikan masalah yang
dihadapinya dan mampu menghadapi krisis-krisis yang dialami dalam kehidupannya.
Tugas konselor adalah menciptakan kondisi-kondisi fasilitatif yang diperlukan
bagi pertumbuhan dan perkembangan klien. Sementara itu, tujuan konseling
mengadakan perubahan perilaku pada klien sehingga memungkinkan hidupnya lebih
produktif dan memuaskan.
Sedangkan kita
ketahuai bahwa Konseling traumatik adalah upaya klien dapat memahami diri
sehubungan dengan masalah trauma yang dialaminya dan berusaha untuk
mengatasinya sebaik mungkin.
Konseling traumatik
sangat berbeda dengan konseling biasa dilakukan oleh konselor, perbedaan ini
terletak pada waktu,fokus, aktifitas, dan tujuan. Dilihat dari segi waktu
konseling traumatik sangat butuh waktu yang panjang dari pada konseling biasa,
kemudian dari segi fokus, konseling traumatik lebih memerhatikan pada satu
masalah, yaitu trauma yang dirasakan sekarang. Adapun konseling biasa, pada
umumnya suka menghubungkan satu masalah klien dengan masalah lainnya, seperti
latar belakang klien, proses ketidak-sadaran klien, masalah komunikasi klien,
transferensi dan conter transferensi antara klien dan konselor, kritis
identitas dan seksualitas klien, keterhimpitan pribadi klien dan konflik nilai
yang terjadi pada klien.
Dilihat dari segi
aktifitas, konseling traumatik lebih banyak melibatkan banyaknya orang dalam
membantu klien dan yang paling banyak aktif adalah konselor, konselor berusaha
mengarahkan, mensugesti, memberi saran, mencari dukungan dari keluarga dan
teman klien, menghubungi orang yang lebih ahli untuk referal, menghubungkan
klien dengan ahli lain untuk referal, melibatkan orang atau agen lain yang
kompeten secara legal untuk membantu klien, dan mengusulkan berbagai perubahan
lingkungan untuk kesembuhan klien.
Dilihat dari segi
tujuan, konseling traumatik lebih menekankan pada pulihnya kembali klien pada
keadaan sebelum trauma dan mampu menyesuaikan diri dengan keadaan diri dengan
keadaan lingkungan yang baru. Secara lebih spesifik, kottman (1995)
Menyebutkan, bahwa tujuan konseling traumatik adalah :
1.
Berpikir
realistis, bahwa trauma adalah bagian dari kehidupan
2.
Memperoleh
pemahaman tentang peristiwa dan situasi yang menimbulkan trauma
3.
Memahami
dan menerima perasaan yang berhubungan dengan trauma, serta
4.
Belajar
ketrampilan baru mengatasi trauma.
Sementara itu ada empat
ketrampilan yang harus dimiliki konselor dalam konseling traumatik, yaitu ;
1.
Pandangan
yang realistis
2.
Orientasi
yang holistik
3.
Fleksibelitas,
serta
4.
Keseimbangan
antara empati dan ketegasan
Proses konseling traumatik
terlaksana karena hubungan konseling berjalan dengan baik, proses konseling
traumatik adalah peristiwa yang tengah berlangsung dan memberi makna bagi klien
yang mengalami trauma dan memberi makna pula bagi konselor yang membantu
mangatasi trauma kliennya tersebut.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
pengertian konseling ?
2.
Apa
yang dimaksud konseling sebagai profesi bantuan ?
3.
Apa
pengertian traumatik ?
4.
Apa
pengertian layanan konseling traumatik ?
5.
Tujuan
konseling traumatik ?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui pengertian layanan konseling traumatik.
2.
Untuk
mengetahui apa tujuan dari layanan konseling traumatik.
3.
Untuk
mengetahui manfaat dari layanan konseling traumatik
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konseling
Konseling adalah
upaya membantu individu melalui proses interasksi yang bersifat pribadi antara
konselor dan klien agar klien mampu memahami diri dan lingkunganya,mampu
membuat keputusan dan menentukan tujuan berdsarkan nilai yang diyakininya
sehingga klien merasa bahagia dan efektif perilakunya.
Lebih jauh,Pietrofesa dan kawan
kawan (dalam nurihsan A,J ,2007:10) menunjukan sejumlah ciri ciri konseling
profesional sebagai berikut :
a.
Konseling
merupakan suatu hubungan profesional yang diadakan seorang konselor yang sudah
dilatih untuk pekerjaan itu.
b.
Dalam
hubungan yang bersifat profesional itu,klien mempelajari keterampilan
pengambilan keputusan,penyelesian masalah,serta tingkah laku atau sikap sikap
baru.
c.
Hubungan
profesional itu dibentuk berdasarkan kesukarelaan antara klien dan konselor.
ASCA(American School
Counselor Assosiation)mengemukakan bahwa
konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia,penuh dengan sikap
penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien.konselor mempergunakan
pengethuan dan keterampilanya untuk membantu klien mengatasi masalah
masalahnya.
Adanya perbedaan
definisi konseling tersebut,selain ditimbulkan karena perkembangan ilmu
pengetahuan konseling itu sendiri.juga disebabkan oleh perbedaan pandangan ahli
yang merumuskanya tentang konseling dan aliran atau teori yang dianutnya.berikut
ini beberapa karakteristik yang menggambarkan kegiatan utama konseling.
a.
Konseling
merupakan salah satu bentuk hubungan yang bersifat membantu .makna bantuan itu
sendiri yaitu sebagai upaya untuk
membantu orang lain agar ia mampu tumbuh ke arah yangdipilihnya sendiri ,mampu
menyelesaikan masalah yang di hadapinya dan mampu menghadapi krisis krisis yang
dialami dalam kehidupanya.tugas konselor adalah menciptakan kondisi kondisi
fasilitas yang di perlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan klien.
b.
Hubungan
dalam konseling bersifat interpersonal.hubungan konseling terjadi dalam bentuk
wawancara secara tatap muka antara konselor dan klien.hubungan ini juga tidak
bersifat kognitif dan dangkal,tetapi melibatkan semua unsur kepribadian dari
kedua belah pihak yang meliputi pikiran,perasaan,pengalaman,nilai-nilai
kebutuhan,harapan dan lain-lain.dalam proses konseling kedua belah pihak
hendaknya menunjukan kepribadian yang asli.hal ini dimungkinkan karena
konseling itu dilakukan secara pribadi dan salam suasana rahasia.
c.
Keefektifan
konseling sebagian besar ditentukan oleh kualitas hubungan antara konselor dan
klienya.dilihat dari segi konselor,kualitas hubungan itu bergantung dalam
kemampuanya dalam menerapkam teknik teknik konseling dan kualitas pribadinya.
B. Konseling sebagai profesi bantuan
Konseling adalah profesi bantuan.
Profesi bantuan ini terdiri dari kumpulan profesional. Tiap-tiap profesional
menyesuaikan dengan kebutuhan khusus pribadi atau masyarakat. Beberapa profesi
bantuan di identifikasikan sebagai profesional bantuan seperti psikiater,
psikolog, konselor profesioanal, ahli terapi keluarga, dan perkawinan serta
pekerja sosial.
Para profesional bantuan adalah
profesional-profesional dari berbagai disiplin ilmu yang memasuki jaringan
kerja bantuan untuk periode temporer. Sebagian besar dari mereka adalah
orang-orang yang terkemuka seperti psikolog, sikiater, konselor, ulama,
pendeta, dokter, perawat, dan guru. Para profesional dan profesional bantuan
itu keduanya memberikan andil secara umum yaitu sama-sama mempunyai misi
membantu dalam konteks psikoterapeutik, proses embantu ini mempunayi beberapa
nama yaitu treatment, analisis, fasilitasi, dan modifikasi.
Proses bantuan ini mempunyai tiga
dimensi. Dimensi pertama, kondisi-konsisi yang mendasai bantuan. Dimensi kedua,
prakondisi yang mengarahkan seorang pribadi (klien) mencari bantuan dan pribadi
yang lain (konselor). Dimensi ketiga adalah hasil dari interaksi diantara dua
orang pribadi.
Karakteristik-karakteristik dari
pemberi bantuan (konselor dan klien). Karakteristik-karakteristik klien
meliputi:
1.
Ketrampilan-ketrampilan
penguasaan
2.
Kemampuan-kemampuan
menyelesaikan maslah
3.
Konsep
diri
4.
Tempramen
5.
Pengalaman-pengalaman
interpersonal
C.
Pengertian
Traumatik
Trauma
berasal dari bahasa Yunani “tramatos” yang artinya luka. Dalam kamus konseling
(1997: 231) Traumatik adalah pengalaman dengan tiba-tiba mengejutkan yang
meninggalkan kesan yang mendalam pada jiwa seseorang sehingga dapat merusak
fisik maupun psikologis. Pengalam-pengalam traumatik juga bisa membentuk sikap
pribadi seseorang.
Sedangkan
menurut kamus psikologi (Hassan, F, 2003: 521) Postraumatik bisa timbul akibat
luka berat atau pengalaman yang menyebabkan organisme menderita kerusakan fisik
maupun psikologis.
Dari
uraian diatas maka trauma dapat dimaknai sebagai keadaan jiwa atau tingkah laku
yang tidak normal akibat dari tekanan jiwa ataru cidera jasmani.
D.
Pengertian
Layanan Konseling Traumatik
Layanan konseling menurut Prayitno (1999: 105)
adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh
seorang ahli (konselor) kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah
(klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.
Pengertian konseling traumatik adalah upaya konselor untuk membantu klien yang
trauma melalui proses hubungan pribadi sehingga pribadi klien dapat memahami
diri sehubungan dengan masalah trauma yang dialaminya dan berusaha mengatasinya
sejauh mungkin.
E.
Tujuan
Konseling Traumatik
Konseling traumatik ini berbeda dengan konseling
biasa. Perbedaan ini terletak pada waktu, fokus, aktivitas, dan tujuan. Dilihat
dari segi waktu konseling traumatik pada umumnya memerlukan waktu satu hingga
dua puluh sesi.
Dilihat dari fokus, konseling traumatik lebih
memperhatikan pada satu masalah, yaitu trauma yang terjadi dan dirasakan.
Dilihat dari aktivitas, konseling traumatik lebih
banyak melibatkan dalam membantu klien dan
yang lebih banyak aktiv adalah konselor. Konselor berusaha untuk
mengarahkan mensugesti, memberi saran, mencari dukungan dari keluarga dan teman
klien, menghubungi orang yang lebih ahli untuk referal, melibatkan orang atau
agen lain yang kompeten secara legal untuk membantu klien dan mengusulkan
berbagai perubahan lingkungan untuk kesembuhan klien.
Dilihat dari tujuan, konseling traumatik lebih
menekankan pada pilihnya kembalinya klien pada keadaan sebelum trauma dan mampu
menyesuaikan diri dengan keadan yang baru. Secara spesifik, Muro dan Kottman
(1995) menyebutkan bahwa tujuan konseling traumatik adalah:
a.
Berfikir
realistis bahwa trauma adalah bagian dari kehiduan
b.
Memperoleh
pemahaman tentang peristiwa dan situasi yang menimbulkan trauma
c.
Memahami
dan menerima perasaan yang berhubungan dengan trauma
d.
Belajar
ketrampilan baru untuk mengatasi trauma.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Secara garis besar layanan
konseling traumatik bertujuan membantu pemulihan kondisi mental psikologis
sehingga dapat menjalani proses kehidupan secara normal kembali dan membantu
pemulihan kondisi mental secara psikologis klien sehingga terbebas dari gangguan
akibat trauma serta terarah kepada sasaran yang telah diidentifikasikan
mengalami dampak mental psikologis yang paling memerlukan bantuan melalui
pelayanan konseling trauma.
sangat bagus dan bermamfaat
BalasHapusmakasih
Sangat bgus,,, terima kasih
BalasHapusSangat bgus,,, terima kasih
BalasHapus